SISTEM ENDOKRIN
HASMIANSYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
BANJARMASIN
PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
LAPORAN
PENDAHULUAN SISTEM ENDOKRIN
A.Pengertian
Endokrin adalah jaringan kelenjar
yang tidak memiliki saluran dan struktur lain yang mengeluarkan hormon ke dalam
aliran darah.
• Differentiated eksokrin, seperti
kelenjar keringat, yang mengeluarkan melalui saluran ke permukaan epitel.
• Kelenjar dari sistem endokrin
meliputi tiroid dan paratiroid, hipofisis, pankreas, kelenjar adrenal, dan
gonad. Kelenjar pineal juga dianggap sebagai kelenjar endokrin karena
kekurangan saluran, meskipun fungsi yang tepat yang tidak diketahui. Kelenjar
thymus, pernah dianggap sebagai kelenjar endokrin, kini digolongkan dengan
sistem getah bening.
• Sistem endokrin dengan sistem
saraf bersama-sama, mengatur fungsi tubuh yang penting, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan jaringan tubuh, reproduksi, produksi energi, metabolisme dan
kemampuan untuk beradaptasi dengan stres.
.B.Patologi
Penyakit kelenjar endokrin yang sering
timbul ialah :
1. Hiperfungsi
2. Hipofungsi
3. Tumor
jinak dan ganas, yang dengan sendrinya dapat menyebapkan kelainan fungsi.
Terdapat beberapa
kesepakatan umum yang penting pada patalogi endrokrin.
Pertama,
penyakit pada kenlenjar endrikrin tidak dapat di simpulkan sebagai sesuatu yang
berdiri sendiri,karena hamper selalu mempunyai implikasi pada kelenjar endokrin
lainya:
1.banyak kelenjar yang
bersifat interdefenden,sebagai contoh hipersekresi suatu hormone oleh suatu
kelenjar dapat merangsang target kelenjar endokrin untuk menjadi hiperaktif.
2.tumor atau
hiperfungsi suatu kelenjar dapat di setarai kelainan yang serupa pada kelenjar
lain pada sindroma neoplasia endokrin yang multiple.
3.penyakit autoimun
organ spesipik dapat mengenai lebih dari satu kelenjar endokrin.
Kedua,
suatu hormone mungkin mempunyai banyak efek klinis yang berbeda sehingga
malfungsi suatu kelenjar endokrin dapat menimbulkan berbagai gambaran klinis.
Ketiga,
hormone yang sama dapat di produksi oleh lebih dari satu tempat, sehigga
produksi hormone ektopik oleh jaringan tumor non-endokrin dapat merangsang timbulnya penyakit endokrin primer.
·
Hormon
Adalah suatu perantara kimiawi yang dilepaskan oleh suatu
kelenjar endokrin kedalam sirkulasi. Setelah dilepaskan hormone mengalir dalam
darah dan hanya mempengaruhi sel-sel tubuh yang memiliki reseptor ( tempat
pengikatan) spesifik untuknya. Sel-sel yang berespon terhadap hormone tertentu disebut sel
sasaran untuk hormon tersebut.
Ø Fungsi hormon
ü Reproduksi
ü Pertumbuhan
dan perkembangan
ü Homeostasis
ü Pengaturan
pengadaan energi
ü Klasifikasi hormon
v Steroid
estrogen, progesteron, testosteron, cortisol, aldosteron
v Turunan
asam amino tyrosin
tiroksin, triiodotyronin, epinefrin dan
norepinefrin
v Protein/peptida
hormon
hipofise ant dan post, insulin, glukagon, PTH dsb
·
Feedback
Negatif
ü Kelenjar endokrin secara alami mempunyai tendensi untuk over sekresi
hormonnya
ü Akibatnya, hormon akan banyak diproduksi untuk merangsang organ target
ü Organ
target akan berfungsi
ü Ketika fungsi sudah terlalu banyak terbentuk untuk menekan produksi kelenjar
endokrin
·
Reseptor
Hormon bergantung pada adanya
reseptor
Fungsi reseptor :
ü Membedakan
hormon dan lainnya
ü Mengatur sinyal hormonal menjadi respon seluler yang tepat
Lokasi reseptor pada sel :
ü Membran
sel (hormon protein)
ü Sitoplasma
(hormon steroid)
ü Inti sel
(hormon tiroid)
Dasar patologis tanda dan gejala
kelainan endokrin
Tanda atau Gejala
|
Dasar patologis
|
Tanda/gejala
hormone berlebihan (hiferfungsi)
|
Hyperplasia
kelenjar endokrin disebabkan meningkatnya stimulus trofik untuk sekresi.
Neoplasma
fungsional kelenjar endokrin.
|
Tanda/gejala
defisiensi hormone (hipofungsi)
|
Atrofi
kelenjar endokrin akibat hilangnya stimulus trofis untuk sekresi.
Destruksi
kelenjar endokri akibat radang, iskemia atau tumor non-fungsional
|
Pemeriksaan
difus kelenjar
|
Infiltrasi
sel radang Hiperplasia
|
Pembesaran
noduler kelenjar
|
Tumor
(jinak atau ganas)
|
Beberapa
gambaran spesifik organ
·
Sakit kepala, himianopia bitemporal
·
Ansietas, berkeringat, tremor
·
Aksoftalmos
·
Hipertensi
·
Pertumbuhan berlebihan (gambaran
bervariasi tergantung pada prepubertas/postpubertas)
·
Glikosuri
|
·
Tumor hipofisis
·
Sekresi hormone tiroid meningkat
akibat hyperplasia atau neoplasia kelenjar
·
Keterlibatan autoimun jaringan ikat
retrobulber pada penyakit grave
·
Hyperplasia atau neoplasia
adrenokortikal
Neoplasma
medulla adrenal (faeokromositoma)
·
Tumor hipofisis mensekresi hormone
pertumbuhan
·
Defisiensi insulin absolute/reletif
(diabetes mellitus)
|
Klasifikal
jenis sel
Klasifikasi histology modern dari sel
yang mensekresi hormone berdasrkan pemeriksaan imunohiskimia, suatu teknik di
mana antibodi yang bereaksi terhadap hormone yang terikat pad sel yang
mengandung hormone tersebut pada potongan jaringan, memberikan warna pada
pemulasan.
Factor pengontrolan hormone
Adenohipofisis
tidak mempunyai pasokan arteri langsung. Darah yang berasal dari hipotalamus
mengalir kebawah saluran porta pada batang hipofisa masuk kedalam sinusoid yang
bercbang-cabang di dalam kelenjar. Dengan cara ini factor pengontrol hormonal
yang di produksi oleh sel neurosekretori di dalam hipotalamus di bawa langsung
ke sel yang memproduksi hormone dari adenohiposis.
Sekresi
factor pengontrol hormonal oleh hipotalamus di bawah dua jenis kendali yaitu
neural dan hormonal. kontrol neural
melalui saraf dari bagian lain susunan saraf pusat, dan penting dalam reaksi
terhadap stress dan perubahan selama tidur.
kontrol hormonal merupakan mekanisme umpan balik negative, dimana
hipotalamus memonitor kadar hormone adenohipofise daam darah dan menyesuaikan
pengeluaran factor control hormonnya dalam rangka mnstbilkan kadar setiap
hormone adenohipofise pada tingkat.
Tabel sel adenohipofisis yang mensekresi
hormone
Jenis sel
|
Reaksi pulasan terhadap H&R
|
Produk hormon
|
Kortikotrof
Tirotrof
Gonadotrof
Somatotrof
Laktotrof
Kromofob
|
Basofilik
Basofilik
Basofilik
Eosinofilik
Eosinofilik
Pucat
|
Adrenocorticotrophic
Hormone
(ACTH)
Tiroid
stimulating
Hormone
(TSH)
Follicle-stimulating
Hormone
(FSH)
Luteinizing
hormone (LH)
Growth
hormone (GH)
Prolaktin
(PL)
Tak
di ketahui
|
Tabel factor kendali hormonal dan
efektif pada adenohifofisis
Factor kendali
|
Efek
|
Corticotrophin-releasing
Factor
(CRF)
Thyrotrophin-releasing
Factor
(TRF)
Gonadotrophin-releasing
Factor
(FSH/LH-RF)
Growth-hormon-releasing
factor (GHRF)
Prolactin-inhibiting
Factor
(PIF)
|
Corticotrophs
releasa ACTH
Thyrophs
release TSH
Gonadrotrophs
release
FSH/LH
Somatotroph
release GH
Lactotrophs
inhibited from
Release
PL
|
Hormon yang dihasilkan kelenjar endokrin beberapa
macam. Zat yang secara fungsional dapat dikualifikasikan sebagai hormon kimia
dikategorikan sebagai hormon organik.
Fungsi
kelenjar endokrin :
1. Menghasilkan
hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh jaringan dalam tubuh
tertentu.
2. Mengontrol
aktivitas kelenjar tubuh.
3. Merangsang
aktivitas kelenjar tubuh.
4. Merangsang
pertumbuhan jaringan
5. Mengatur
metabolisme lemak, protein, hidratarang, vitamin, mineral dan air.
Hormon yang bermolekul besar (polipeptida dan
protein) tidak dapat menembus sel dan bekerja pada permukaan sel. Hormon yang
bermolekul kecil (hormon steroid dan tiroid) mempunyai pengaruh terhadap
spektrum sel-sel sasaran yang lebih luas, menembus membran sel berkaitan dengan
reseptor protein.
Kelenjar Hipofise
Suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak
yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ
endokrin. Dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin, sebab hormon-hormon yang
dihasilkanya dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainya. Kelenjar hipofise
terdiri dari dua lobus.
Lobus anterior
Lobus anterior (adenohipofise) yang menghasilkan
sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ
endokrin yang lain.
1. Hormon
somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh.
2. Hormon
tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkanhormon
tiroksin.
3. Hormon
adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
4. Hormon
gonadotropik berasal dari follice
stimulatinghormone (FSH), yang merangsang perkembangan folikel Graaf dalam
ovarium dan pembentukan spermatozoa dalam testis.
5. Luteinizing hormone (LH),
mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam ovarium dan testosteron
dalam testis.
6. Interstitial cell
stimulating hormone (ICSH).
Lobus Posterior
Lobus
posterior disebut juga neurohipofise,
mengeluarkan 2 jenis hormon :
1. hormon
antidiuretik (ADH),
mengatur jumlah air yang keluar melalui
ginjal, membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
2. hormon oksitoksin
,merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan
air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise terletak di dasar tengkorak, di
dalam fosa hipofise tulang sfenoid.
Fisiologi kelenjar
hipofise
Fungsi kelenjar hipofise dapat diatur oleh susunan
saraf pusat melalui hipotalamus. Pengaturan sekresi hipotalamus akibat
rangsangan susunan saraf pusat. Pengaturan sekresi hipotalamus diatur oleh
hormon dan sinyal saraf yang berasal dari hipotalamus, kecepatan sekresi hormon
berbeda-beda. Berbagai hormon yang ada dalam darah dapat menghambat dan
mempercepat rangsangan dari hipotalamus.
Hormon-hormon hipotalamus menghasilkan
bermacam-macam hormon yang masuk dalam darah dialirkan pembuluh darah di dalam tubuh
untuk mencapai organ yang dituju. Sel-sel di dalam hipotalamus akan dipengaruhi
oleh kerja hormon yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin lain.
Kelenjar Tiroid
Terdiri atas dua buah lobus yang terletak di sebelah
kanan trakea, diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di
sebelah depan. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher
bagian depan bawah, melekat pada dinding laring. Atas pengaruh hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin.
Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur pertumbuhan jasmani dan
rohani.
Struktur
kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh
epithelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan
sera, cairan yang bersifat lekat yaitu koloid tiroid yang mengandung zat
senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin. Secret ini mengisi vesikel dan
dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.
Hipofungsi
kelenjar ini menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit miksedema.
Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksoftalmik goiter. Sekresi tiroid diatur oleh
sebuah hormone dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormone
tirotropik.
Fungsi
kelenjar tiroid sangat erat dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan
susunan kimia dan jaringan bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur
penggunaan oksigen dan mengatur pengeluaran karbon dioksida.
Hiposekresi/hipotiroidisme terjadi bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan
sekre pada waktu bayi, mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai
kretinisme berupa hambatan pertumbuhan mental dan fisik.pada orang dewasa
kekurangan sekresi meyebabkan miksedema, proses metabolik mundur dan terdapat
kecenderungan untuk bertambah berat, geraknya lambat, cara berpikir dan
berbicara lamban, kulit menjadi tebal dan berkeringat, rambut rontok, suhu
badan di bawah normal dan denyut nadi melambat.
Hipertiroid dimana gejalanya merupakan kebalikan dari
miksedema yaitu : kecepatan metabolisme meningkat, suhu tubuh tinggi, berat
badan turun, gelisah, mudah marah, denyut nadi naik. Pengaruhnya pada vaskuler
mencakup fibrilasi atrium, kegagalan jantung. Pada keadaan yang dikenal sebagai
penyakit trauma.
Fungsi Kelenjar Tiroid
1. Bekerja
sebagai perangsang proses oksidasi
2. Mengatur
penggunaan oksidasi
3. Mengatur
pengeluaran karbon dioksida
4. Metabolik
dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5. Pada
anak mengatur perkembangan fisik dan mental
Kelainan
kelenjar timus
Hiperplasi.
Pada hiperplasi , terdapat limfoid
folikel di dalam medulla, merupakan kelainan autoimun yang memengaruhi
neuromuskular sehingga mudah terserang penyakit dan daya imun kurang.
Timona tumor. Neoplasma sel epitel ada
yang jinak dan ada yang ganas menekan alat sekelilingnya dan menimbulkan sesak
nafas, batuk, serta nyeri ketika menelan.
Kelenjar
Suprarenalis/Adrenal
Kelenjar
suprarenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan
kanan. Ukurannya bebeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal
ini terbagi atas 2 bagian yaitu :
1. Bagian
luar yang berwarna kekuningan menghasilkan kortisol yang disebut korteks.
2. Bagian
medula menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin)
Zat-zat disekresikan di
bawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya bertambah dalam
keadaan emosi seperti marah dan takut serta dalam keadaan asfiksia dan
kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan darah guna melawan
syok. Noradrenalin menaikkan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot
di dalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu
metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormon
terpenting yang disekresi oleh korteks adrenal adalah : hidrokortison,
aldosteron, dan kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan metabolisme,
pertumbuhan fungsi ginjal, dan kondisi otot.
Pada insufisiensi
adrenal (penyakit addison) pasien menjadi kurus dan nampak sakit paling lemah,
terutama karena tidak adanya hormon ini. Sedangkan ginjal gagal menyimpan
natrium dalam jumlah terlampau banyak. Penyakit ini diobati dengan kortison.
Hipofungsi menyebalkan
penyakit addison. Hiperfungsi adalah kelainan yang timbul akibat hiperfungsi
mirip dengan btumor suprenal bagian korteks dengan gejala pada wanita biasa
terjadi gangguan pertumbuhan seks sekunder.
Fungsi kelenjar
suprarenal (korteks)
1. Mengatur
keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam
2. Mengatur/memengaruhi
lemak, hidrat arang dan protein
3.
Memengaruhi aktivitas
limfoid
Fungsi
kelenjar suprarenalis (medula)
1. Vasokontriksi
pembuluh darah perifer.
2. Relaksasi
bronkus
3. Kontraksi
selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk mengurangi
perdarahan pada operasi kecil.
Fisiologi
kelenjar suprarenal
Glukokortikoid
Fungsinya
:
a. Meningkatkan
kegiatan metabolisme berbagai zat dalam tubuh
-
Meningkatkan
glikogenesis dan glukogenesis
-
Meningkatkan
metabolisme protein terutama di otot dan tulang
-
Meningkatkan sintesis
DNA dan RNA dalam sel hati.
-
Menahan ion Na dan ion
CI, meningkatkan sekresi ion K di ginjal.
-
Meningkatkan lipolisis
jaringan perifer, deposit lemak.
b. Menurunkan
ambang rangsang susunan saraf pusat
c. Menggiatkan
sekresi asam lambung
d. Menguatkan
efek noradrenalin terhadap pembuluh darah dan merendahkan permeabilitas dinding
pembuluh darah.
e. Menurunkan
daya tahan terhadap infeksi dan
menghambat pembentukan antibodi
f. Menghambat
pelepasan histamin dalam reaksi alergi
Hipersekresi
glukokortikoid :
1. Hiperglikemia
, peningkatan kadar gula dalam darah.
2. Otot
rangka menjadinatrofi dan lemah
3. Tangan
dan kaki kurus , perut membesar
4. Luka
sukar sembuh, protein tulang berkurang (osteoporosis)
5. Retensi
ion menyebabkan hipertensi
Mineralokortikoid
Meningkatkan
retensi eksresi ion K di ginjal (tubulus distal dan tubulus koligentes),
meningkatkan retensi Na di kelenjar keringat dan saluran pencernaan.
Pengaturan
mineralokortikoid:
a. Renin-angiotensin,
merangsang sel-sel zona glomerulus korteks adrenal untuk melepaskan aldosteron,
meningkatkan retensi Na, CI dan air.
b. Kadar
ion Na, K dan plasma. Apabila ion Na plasma turn dan ion K plasma naik, maka
sekresi aldosteron meningkat.
c. ACTH
dalam dosis yg kecil . perannya sangat kecil hanya dalam konsentrasi yang
tinggi merangsang pelepasan aldosteron.
Kelainan
mineralokortikoid:
a. Insufisiensi
adrenal, Na banyak terbuang, kadar ion K plasma meningkat, volume plasma
rendah, dan tekanan darah turun.
b. Hiperaldosteron
primer, aldosteron berlebihan dengan gejala hipernatremia, hipertensi tanpa
edema, hipokalemia, dan oto lemah
Efek
pada hormon kelamin:
a. Androgen,
terutama ketosteroid dehidroepialdosteron : maskulinisasi meningkatkan
anabolisme protein dan merangsan pertumbuhan
b. Hiperaldosteron
primer, aldosteron berlebihan dengan gejala hipernatremia , hipertensi tanpa
edema, hipokalemia, dan oto lemah
Efek
pada hormon kelamin :
a. Androgen,
terutama ketosteroid dehidrroepialdosteron : maskulinisasi meningkatkan
anabolisme protein dan merangsang pertumbuhan
b. Estrogen
pada keadaan fisiologis tidak mempunyai efek feminisasi
Kelainan
fungsi korteks adrenal: hipofungsi, penyakit addison (kerusakan seluruh zona);
hiperfungsi, sindrom Cushing, hiperaldosteron, dan sindrom androgenital
maskulin pada wanita, feminisasi pada laki-laki.
Fungsi
efinetrin norepinetrin
Sistem
kardiovaskuler : vasodilatasi artenole , menambah frekuensi
dan kontraksi otot
jantung, dan memperbesar curah jantung.
Otot
polos visera : relaksasi oto polos , lambung, usus ,
vesika urinaria, dan relaksasi otot polos bronkus.
Efek
metabolisme epinefrin:
a. Dalam
hati menstimulasi pemecahan glikogen , menaikkan kadar gula
b. Dalam
otot menambah pemecahan glikogen melalui penambahan AMP (adrenosin monofosfat)
c. Dalam
jaringan lemak, lipolisis (pemecahan lemak) mengakibatkan pelepasan asam amino
dan gliserol dalam darah
d. Dalam
pankreas menghalangi pelepasan insulin
e. Keadaan
darurat epinefrin dipakai untuk:
-
Melepaskan asam lemak
dari jaringan menjadi bahan pembakar
-
Mobilisasi glukosa
dengan menambah glikogenesis
-
Mengurangi pelepasan
insulin menghindari pemakaian glukosa
Pengaturan
sekresi katekolamin
Perangsangan
sistem saraf simpatis melepaskan noradrenalin dan adrenalin dari kelenjar
adrenal. Pada keadaan tertentu dapat merangsang pelepasan katekolamin dari
medulla adrenal (keadaan darurat) dengan gejal :
a. Marah,
dingin, dan rasa takut
b. Keadaan
glukoa plasma rendah (hipoglikemia)
c. Tekanan
darah rendah(hipotensi)
d. Anoksia
otak (kekurangan oksigen otak)
e. Asfiksia
f. Meningkatkan
kadar angiotensin
Efek
katekolamin berupa penggiatan reseptor beta, meningkatkan sintesis siklik AMP
yang menimbulkan pengaruh inhibisi (menghambat proses pada sel yang
bersangkutan) kecuali otot jantung , dan meningkatkan senyawa atom:
a. Meningkatkan
denyut jantung dan tekanan darah
b. Meningkatkan
glikogenensis (meningkatkan gula darah)
c. Meningkatkan
metabolisme oksidatif glukosa di dalam sel
d. Meningkatkan
pembentukan energi dan panas
Kelainan fungsi kelenjar medulla adrenal
Hiperfungsi
dapat disebabkan oleh tumor yang berasal dari luar kelenjar suprarenal, kadang
ditemukan neuroblastoma, ganglio neuroblastoma berasal dari jaringan saraf
simpatis.
Fisiologi kalenjar tiroid
Kelenjer
ini menhasilkan hormon tiroksin yang memegang peranan penting dalam mengatur
metabolisme yang dihasilkannya, merangsang laju sel-sel dalam tubuh melakukan
oksidasi terhadap bahan makanan, memegang peranan penting dalam pengawasan
metabolism secara keseluruhan. Hormon tiroid memerlukan bantuan TSH (thyroid stimulating
hormone) untuk endositosis koloid oleh mikrovilli, enzim proteolitik untuk
memecahkan ikatan hormon T3 dan T4.
Distribusi
dalam plasma terikat pada protein plasma (protein bound iodine, PBI). Sebagian
besar PBI 4 dan sebagian PBI T3 terikat protein jaringan yang bebas dan
seimbang. Reaksi yang diperlukan untuk sintesis dan sekresi hormon adalah :
a. Transpor
aktif iodida (senyawa yodium) dari plasma dalam tiroid dan lumen folikel dari
folikel dibantu oleh TSH.
b. Dalam
kelenjar tiroid iodida dioksidasi menjadi ionin aktif dibantu TSH.
c. Iodin
mengalami perubahan kondensasi oksidatif bantuan perioksidasi.
d. Tahap
terakhir pelepasan iodotironin yang bebas kedalam darah.
Kelainan
tiroid
1. Hipertrofi
atau hyperplasia fungsional :
a. Struma
difosa toksik, hipermetabolisme karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon
tiroid yang berlebihan dalam darah.
b. Struma
difosa nontoksik
·
Tipe endemic :
kekurangan yodium kronik, air minum kurang mengandung yodium disebut gondok
endemic
Efek T3 dan T4
|
Kalonrinergik 1. Meningkatkan konsumsi oksigen disemua
jaringan kecuali otak, limpa,hofisis anterior, testes, uterus dan kelenjar
limpe.
2. Bergantung
pada banyak kotekolamin.
3. Merangsang
metabolism zat dalam sel glikogenolisis, katabolisme protein didalam sel hati
dan lemak didalam tulang otak.
4. Meningkatkan
produksi panas.
Pertumbuhan
dan 1. Merangsang sekresi hormone
pertumbuhan.
perkembangan 2. Memperkuat efek hormone pertumbuhan
3.
Mempengaruhi sel-sel saraf, perkembangan mental pada balita dan janin.
|
Fungsi hormon tiroid
|
1. Mempengaruhi
pertumbuhan pematangan jaringan tubuh dan energy.
2. Mengatur
kecepatan metabolism tubuh dan reaksi metabolic.
3. Menambah
sintesis asam ribonukleat (RNA), metabolism meningkat.
4. Keseimbangan
nitrogen negative dan sintesis protein menurun.
5. Menambah
produksi panas dan menyimpan energy.
6. Absorpsi
intestinal terhadap glokusa, toleransi glukosa yang abnormal sering ditemukan
pada hipertiroidisme.
|
·
Tipe sporadic :
pembesaran difusi dan struma didaerah endemis.
Penyebabnya suatu stimulus yang
tidak diketahui.
2. Hipotiroidisme, kelainan structural atau
fungsional kelenjar tiroid sehingga sistesis dari hormon tiroid menjadi
insufisiensi atau berkurang, bila permanen dan kompleks disebut atiroidisme.
a. Kretinisme,
hipotiroidisme berat, pada anak lidah
tampak tebal, mata besar, suara serak, kulit tebal dan ekspresi seperti orang
bodoh.
b. Miksedema
juventil, terjadi pada anak sebelum akil balik, anak cebol, pertumbuhan tulang
terlambat dan kecerdasan kurang.
c. Mikedema
dewasa, gejalanya nonspesifik, timbulnya perlahan, konstipasi, tidak tahan
dingin dan otot tegang.
3. Neoplasma (tomor jinak), adenoma tiroid
bekerja secara otonom dan tidak dipengaruhi oleh TSH. Bila menjadi toksik
adenoma dan karsinoma.
4. Tomor ganas (maligana), dimulai dari folikel
tiroid dengan karakteristik tersendiri yang memungkinkan terjadi lipoprofil
(karsinoma) metastase. Jenisnya : karsinoma papiler, karsinoma folikuler,
karsinoma anaplastik.
Kelenjar Paratiroid
Kelenjar ini terletak
disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat didalam leher, kelenjar ini
berjumlah empat buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan hormone
paratiroksin. Kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Masing-masing melekat
pada bagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormone
yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor didalam tubuh.
Hipoparatiroidisme
Terjadinya kekurangan
kalsium didalam darah atau hipokalsemia mengakibatkan keadaan yang disebut
tetani. Dengan gejala khas kejang, khususnya pada tangan dan kaki disebut
karpopedal spasmus. Gejala-gejala ini dapat diringankan dengan pemberian
kalsium.
Hipeparatiroidisme
Biasanya ada
sangkutpautnya dengan pembesaran (tomor) kalenjar. Keseimbangan distribusi
kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan
kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda
khas beberapa bagian korpos. Disebut osteomielitis fibrosa sistika karena
terbentuk Kristal pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat
menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal. Hiperfungsi paratiroid terjadi
karena kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormone paratiroksin dari
biasanya.
Hipeparatiroidisme
primer
a.
Berkurangnya kalsium
dalam tulang, timbul fraktur spontan
b.
Kelainan traktus
urinarius : defek pada tubuli ginjal biasanya batu ginjal, nefrokasinosis
(deposisi kalsium dalam nefron)
c.
Manifestasi dari sirtem
saraf sentral, misalnya depresi dan koma
d.
Kelemahan
neuromuscular, tenaga otot berkurang, keletihan otot
e.
Manifestasi
gastrointestinal, kurang nafsu makan, mual ,muntah.
Hipeparatiroidisme sekunder
a.
Gagal ginjal kronis,
glomerulonefritis, pielonefritis dan anomaly congenital traktus urogenitalis
pada anak
b.
Kurang efektifnya PTH
pada beberapa penyakit. Misalnya, definsiensi vitamin D dan kelainan
gastrointestinal
Intoksikasi paritiroid akut
Jarang terjadi, bila
terjadi akan menunjukkan gejala. Pasien sangat lemah, mual, muntah. Pada
pemeriksaan kalsium dan fosfor serum sangat tinggi, pasien biasanya koma.
Fisiologi
kelenjar paratiroid
Diatur dan diawasi oleh
kelenjar hipofise. Hormon paratiroksin (HPT) adalah konsentrasi ion-ion kalsium
yang terdapat dalam cairan ekstraseluler. Produksi HPT Akan meningkat apabila
kadar kalsium dalam plasma menurun. Dalam keadaan fisiologis kadar kalsium
dalam plasma berada dalam pengawasan homeostatic. Dalam batas yang sangat
sempit dipengarui oleh perubahan diet setiap hari dan pertukaran mineral antara
tulang dan darah.
Hambatan kerja
paratiroid mengakibatkan penurunan kadar magnesium dalam darah, konsentrasi
magnesium sangat diperlukan bagi fungsi kelenjar paratiroid agar menghasikan
hormone yang diperlukan tubuh.
Fungsi
kelenjar tiroid
1.
Memelihara konsentrasi
ion kalsium yang tepat dalam plasma
2.
Mengontrol ekskresi kalsium
dan fosfat melalui ginjal
3.
Mempercepat absorbs
kalsium di intestine
4.
Kalsium bekurang,
hormone paratiroid menstimulasi resorpsi tulang sehingga menambah kalsium dalam
darah
5.
Menstimulasi dan
mentranspor kalsium dan fosfat melalui membrane sel.
Fungsi ion kalsium :
a.
Penting dalam cairan
intersel dan ekstrasel
b.
Komponen utama dalam
tulang
c.
Penting dalam pembekuan
darah dan system enzim
d.
Pengelepasan kalsium
intersel untuk mengaktifkan sel dan kontraksi otot
e.
Kalsium ekstrasel
mengadakan perubahan hipokalsemia yang menimbulkam epilepsy dan tetani
Fungsi hormon kalsitonin :
a.
Menurunkan kadar
kalsium dengan menghambat resorpi tulang menekan aktivitas osteoloblas dan
menghambat pertumbuhan tulang
b.
Menghambat pelepasan
kalsium dari tulang. Vitamin D merupakan metabolism, hormon steroid menambah
absorbs kalsium.
Kelenjar Timus
Terletak didalam
mediastinum dibelakang os sternum, kelenjar timus hanya dijumpai pada anak-anak
dibawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak didalam toraks kira-kira setinggi
bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi
baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit.
Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi.
Fisiologi
kelenjar timus
Suatu sumber dari sel
yang mempunyai kemampuan imunologis. Sumber hormone timus mempersiapkan
proliferasi dan maturasi sel-sel yang mempunyai kemampuan potensial imunologis
dalam jaringan lain sehingga pertumbuhan meningkat masa bayi sampai remaja.
Setelah dewasa pertumbuhan akan berkurang sehingga mengurangi aktivitas
kelamin.
Fungsi
hormone kelenjar timus
a.
Mengaktifkan
pertumbuhan badan
b.
Mengurangi aktivitas
kelenjar kelamin.
Kelenjar Pienalis
Kelenjar
pienalis (epifise) ini terdapat di dalam otak (ventrikel) berbentuk kecil merah
seperti sebuah cemara. Fungsinya belum di ketahui jelas. Kelenjar ini
menghasilkan sekresi interna dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin.
Fisiologi
kelenjar pienalis. Mikanisme kerja
insulin:
a. Meningkatkan
transpor glukosa dalam sel/jaringan tubuh
b. Meningkatkan
transpor asam amino ke dalam sel
c. Meningkatkan
sintesis protein di otak dan hati
d. Menghambat
kerja hormon yang sensitive terhadap lipase dan meningkatkan sintesis lipid
e. Meningkatkan
pengambilan kalsium dari cairan sekresi
Kelenjar Pankreatika
Kelenjar
ini terdapat di belakang lambung di depan vertebra lumbalis l dan ll terdiri
dari sel-sel alfa dan beta.Sel alfa menghasilkan hormon glukagon sedankan
sel-sel beta menghasilkan hormon insulin. Hormon yang di berikan untuk
pengobatan diabetes , insulin merupakan sebah protein yang dapat turut di cerna
oleh enzim-enzim pencernaan protein.
Pulau Langerhans
Pulau-pulau
langerhans berbentuk oval, tersebar di seluruh pankreas dan terbanyak pada bagian kedua pancreas.
Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau langerhans.Sel dalam pulau ini
dapat di bedakan atas dasar glanurasi dan pewrnaannya. Separuh dari sel ini
menyekresi insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida. Dari pankreas di
turunkan ke bagian eksokrin pankreas. Fungsi
kepulauan Langerhans sebagai unit
sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, meghambat sekresi insulin,
glikogen, dan polipeptida pancreas, serta menghambat sekresi glikogen. Insulin
mengendalikan kadar glukosa dan bila di
gunakan sebagai pengobatan , memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk
mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak.
Insulin
Glukosa
yang di absorpsi dalam daerah menyebabkan sekresi insulin lebih cepat,
meningkatkan penyimpanan/penggunaan dalam hati dan meningkatkan metabolisme
glukosa dalam otot dan meningkatkan transpor glukosa. Efek
insulin pada metabolisme lemak adalah mempengaruhi lemak jangka
panjang.Kekurangan insulin menyebabkan arteriosklerosis, serangan jantung,
stroke, dan penyakit vaskuler lainnya. Kelebihan insulin menyebabkan sintesis
dan penyimpanan lemak, meningkatkan transpor
glukosa ke dalam sel hati, kelebihan ion sitrat dan isositrat.
Penyimpanan lemak dalam sel adipose menghambat kerja lipase, meningkatkan
transpor ke dalam sel lemak. Efek
insulin pada metabolise pada protein mentranspor aktif asam amino ke dalam sel,
membentuk protei baru, meningkatkan translasi messenger RNA dan meningkatkan
kecepatan transkripsi DNA. Kekurangan insulin dapat menyebabkan diabetes
mellitus, mengakibatkan glukosa tertahan di luar sel (cairan ekstrasulluler).
Keadaan ini mengakibatkan sel jaringan kekurangan glukosa/energy merangsang
glikogenelisis di sel hati dan sel jaringan sehingga glukosa di lepas
dalam cairan eksternal timbul hiperglikemia, Apabila mencapai nilai tertentu
sebagian tidak diabsorbsi ginjal dan di keluarkan melalui urine sehingga
terjadi glikosuria dan poliuria.
Pengaturan sekresi
glukagon
Konsentrasi
glukosa darah mempunyai efek yang berlawanan dengan sekresi glukagon, penurunan
glukosa darah meningkatkan sekresi glukagon. Glukosa rendah menyebabkan
pancreas menyereksi glukagon dalam jumlah yang besar , asam amino dari protein
meningkatkan sekresi insulin dan menurunkan glukosa amino.
Pengaturan glukosa
darah
Pada orang normal glukosa darah 90/100 ml.
Orang berpuasa sebelum makan 120-140/ml,
setelah makan akan meningkat dan setelah 2 jam akan kembali normal. Sebagian
besar jaringan dapat menggeser penggunaan lemak dan protein untuk energi bila
tidak terdapat glukosa. Glukosa satu-satunya zat gizi yang di gunakan oleh
otak, retina dan epital germinatifum.
Kelenjar Kelamin
kelenjar testis terdapat pada pria, terletak pada skrotum dan menghasilkan
hormone testeron. Fungsi hormon testeron menentukan sifat kejantanan, misalnya
adanya jenggot , kumis, jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani
(spermatozoid), serta mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki.
Kelenjar ovarika terdapat pada
wanita, terletak pada ovarium sebelah kiri dan kanan uterus. Kelenjar ini
meghasilkan hormone progesteron dan estrogen.Hormon dapat mempengaruhi pekerjaan uterus serta
memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu sempit dan
lain-lain.
Fisiologi
kelenjar testis
Fungsi endoktrin testis:
a. Testis
janin dapat turun pada trimester ke-3 kehamilan , minggu ke6-8-, maksimum
minggu ke-11-18, yang menghasilkan testoseron.
b. Pada
janin, testoseron di perlukan untuk diferisiensi ginetalia interna dan eksterna
laki-laki.
c. Pada
pria dewasa untuk perkembangan dan mempertahankan cirri-ciri seks sekunder pria
serta spermatogenesis aktif setelah remaja (pubertas).Pengaruh gonadotropin
adenohipofise menyempurnakan maturasi system reproduksi.
Pengaturan
fungsi endokrin testis:
a. LH
atau ICTH adenohipofisis merangsang sekresi testosterone oleh sel
Leydig,pelepasan LH diatur oleh Gn RH hipotalamus.
b. Sebaliknya
testoteron melalui mekanisme umpan balik negative mengendalikan pelepasan LH.
Pengaturan
spermatogenesis:
a. FSH
merangsang spermatogenesis.
b. LH
merangsang sekresi testosteron dan mempertahankan spermatogenesis.
FSH dan testosteron bekerja merangsang
sel sertoli membentuk senyawa yang diperlukan dalam maturasi sperma. Sekresinya
diatur oleh mekanisme umpan balik negative, yaitu meningkatkan sel sekresi dan
sel serotonin.
Efek
testosteron :
a. Pada
janin, merangsang deperinsiasi dan perkembangan alat genetal kearah pria,
pengaturan pola jantan, dan pengontrolan hepatalamus terhadap sekresi
gonadotropin setelah pubertas.
b. Pada
pubertas, mempengaruhi sifat kelamin sekunder : berkembangnya bentuk tubuh,
perkembangan alat genetal, distribusi rambut, perbesaran laring dan sifat
agresif.
Fisiologi
reproduksi wanita
Fungsi seksual dan reproduksi wanita
dibagi dalam 2 fase :
a. Persiapan
tubula untuk konsepsi dan kehamilan.
b. Periode
kehamilan :
-
Hormon releasing
hipotalamus (LHRH) : Hormon dari hipotalamus yang dihasilkan diperikarion
neuron hipotalamus terikat oleh reseptor gonadotropin yang merangsang produksi
hormon luteinizing dan hormon perangsang folikel dan penurunan produksi
pelepasan gonodotropin.
-
Hormon hipofise
anterior (PSH dan LH) : disekrsi akibat respon terhadap realesing hormon
dihipotalamus, memicu sintesis streroid diovarium. Selama proses ovulasi dalam
sel granulosa terjadi perubahan streroid dari estrogen menjadi progesterone
dalam proses pemecahan folikel sampai terjadinya ovulasi.
-
Hormon ovarium
(estrogen dan progesterone) : disekresi oleh ovarium akibat respon terhadap
hormon estrogen dan pregisteron dari kelenjar hipofise. Korpus luteum membuat
streroid estrogen dan progesteron merangsang pertumbuhan dan depresiansi
saluran reproduksi wanita.
Estrogen
alami adalah estradiol yang dihasilkan ovarium. Selama kehamilan estrogen
diproduksi oleh plasenta dan beredar terikat pada protein plasma. Urine wanita
hamil banyak mengandung estrogen, khasiatnya merangsang DNA melaui RNA sehingga
terjadi peningkatan sintesis protein.
Progesteron,
metabolism utama dalam urine ialah pregnadiol, senyawa ini dibuang sebagai
glukorunid. Khasiat umum adalah mempersipakan tubuh untuk menerima kehamilan
dan merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan implantasi. Khasiat khusus :
A. Perubahan
sekretori endometrium.
B. Pengaruh
progesterone mengurangi getah serviks menjadi kental.
C. Menurunkan
tonus miometrium kontraksi berjalan lambat. Dalam kehamilan khasiat ini
bermanfaat membuang uterus menjadi tenang.
D. Relaksin
hormon yang larut dalam air yang terdapat di ovarium, plasenta dan uterus
memiliki aktivitas relaksin yang telah di isolasi dari ekstra ovary yang
dimurnikan.
Kontrol endokrin terhadap ovarium
Ovarium merupakan organ otonom yang
dipengaruhi oleh banyak perangsang luar yang disalurkan kesistem saraf pusat
dan bereaksi secara langsung. Estrogen menggiatkan jaringan pada jaringan
aksisori dengan merangsang pembelahan sel dari lapisan lebih dalam, merupakan
suatu factor predisposisi jaringan untuk menjadi kanker.
Perubahan siklik pada system reproduksi
diatur oleh hormone hipofise anterior dan gonad. Hipotalamus otak bereaksi
menggiatkan pelepasan hormone yang berbeda kecepatannya. Aktivitas hipotalamus
disiapkan oleh rangsangan lingkungan luar dan kadar hormone streroid. Organ sex
aksesori kebanyakan memiliki sifat sex sekunder dibawah control hormone gonad
yang dipersiapkan oleh gonadotropin hipofisis.
Thrytropin releasing hormone (TRH)
menghasilkan prolakstin berupa laktotrof. Hormon ini dijumpai dalam plasma
wanita. Hormone hipofise mengeluarkan prolaktin dalam bentuk sekresi dopamine
kedalam pembuluh portal. Sekresi prolakstin dikendalikan oleh dopamine (hasil
sekresi noreprinefrin) yang disekresi kedalam pembuluh aorta. Rangsangan fisiologis
prolakstin berasal dari isapan bayi ketika menyusui, juga dirangsang oleh
taktil pada puting yang menimbulkan refleks neuroendokrin yang menyebabkan
pengeluaran prolaktin.
Endrokrinologi kehamilan
Pada kehamilan korpus letium akan
dipertahankan oleh hormone choriob gonadotropin (HCG) sampai 2 bulan kehamilan.
Selanjuutnya fungsi korpus luteum diambil alih oleh plasenta.
a. Estrogen
: kadarnya meningkat, dibentuk oleh sel-sel trofoblast plasenta. Plasenta tidak
mempunyai enzim hidroksilase yang mengubah progesterone menjadi estrogen
sehingga diperlukan dehidroergotamin androsteron (DHEA) yang dibentuk janin
menjadi estrogen dan berfungsin untuk menigkatkan aliran darah ke plasenta.
b. Progesteron
: Dihasilkan oleh korpus luteum, pada kehamilan dihasilkan oleh sel-sel
trofobalst plasenta. Fungsi menjaga miometrium dalam keadaan istirahat,
mencegah reaksi imunologik antigen asing.
c. HCG:
konsentrasi mencapai puncak pada minggu ke-10 dan menurun paling rendah pada
minggu ke 19-20 kehamilan . fungsi mengatur repoduksi endogren pada janin dan
membentuk korpus luteum menstruasi menjadi korpus luteum kehamilan.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberi kesehatan
dan kesempatan pada kita semua terutama kepada penulis.Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.Berikut ini, penulis persembahkan sebuah makalah yang
berjudul, “SISTEM ENDOKRIN”
Penulis mengharapkan makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua terutama bagi penulis sendiri. Kepada
yang budiman jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini penulis
mohon maaf karna penulis sendiri dalam tahap belajar.Dengandemikian, tak lupa
penulis ucapkan kepada para pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini
sehingga benar-benar bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar