Keperawatan

selamat datang diblog saya semoga bermanfaat
divine-music.info
divine-music.info

divine-music.info

Selasa, 02 September 2014

Laporan pendahuluan Dengue Haemorrhagic fever



LAPORAN PENDAHULUAN DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER
1. PENGERTIAN
Dengue Haemorrhagic Fever atau yang sering disebut DHF adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus Dengue yang dapat ditandai dengan adanya manifestasi perdarahan dari tendensi untuk terjadinya Dengue Syok Syndrome (DSS) dan kematian.
2. ETIOLOGI
Virus Dengue termasuk golongan ARBO virus B. virus ini masuk pada tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypthi (betina). Virus dengue dibedakan atas empat serotive, yaitu:
- Virus Den 1
- Virus Den 2
- Virus Den 3
- Virus Den 4
Keempat serotive virus tersebut ada di Indonesia. Dengue 3 merupakan serotive yang paling banyak beredar.
3. PATOFISIOLOGI
Fenomena patologis yang utama pada penderita DHF adalah meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya pembesaran plasma ke ruang ekstra seluler.
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti hepatomegali, pembesaran getah bening dan pembesaran limpa (splenomegali).
Hemokonsentrasi (peningkatan >20%) menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran (pembesaran) plasma (plasma leakage) sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena.
4. GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan masa inkubasi antara 13-15 hari.
Penderita biasanya mengalami demam akut (suhu meningkat tiba-tiba), disertai menggigil. Saat demam pasien composmentis.
Gejala klinis lain yang timbul dan sangat menonjol adalah terjadinya perdarahan yang dapat berupa:
- Perdarahan pada kulit (petekie, ekimosis, hematom)
- Perdarahan lain seperti epistaksis, hematemesis, hematuria dan melena.
Pada pasien Dengue Haemorhagic Fever biasa dijumpai:
- Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk , pilek, sakit waktu menelan
- Keluhan pada saluran pencernaan: mual, muntah, tidak nafsu makan (anoreksia), diare, konstipasi.
- Keluhan sistem tubuh lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang dan sendi (Break Bone Fever), nyeri ulu hati, kemerahan pada kulit, dll.
Pada penderita Dengue Haemorrhagic Fever sering dijumpai pembesaran hati (hepatomegali), limpa, dan kelenjar getah bening yang akan kembali normal pada masa penyembuhan.
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Foto Thorax (X-Ray)
Merupakan data penunjang untuk mengetahui kemungkinan dijumpainya Pleura Efusion, pada pemeriksaan USG hepatomegali dan splenomegali
2. Pemeriksaan Serologi
Untuk pengukuran liter anti body pasien dengan cara Haemaglutination Inhibition Test (HI Test) atau uji pengikatan komplemen dengan mengambil darah vena 2-5 ml
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium akan didapatkan data seperti:
- b (untuk mengetahui peningkatan hematokrit)
- Leukosit
- emokonsentrasi
- Trombosit
- Faktor pembekuan
- LED
- Eritrosit
6. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Tirah baring
2. Diet makanan lunak
3. Minum banyak (2-2,5 liter / 24 jam)
4. Pemberian cairan intravena (biasanya Ringer Laktat atau NaCl Faali)
5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam
6. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
7. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses penyakit (viremia)
Intervensi:
- Kaji saat timbulnya demam
- Observasi tanda-tanda vital: suhu, nadi, pernafasan setiap 3 jam atau lebih sering.
- Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia dan sakit saat menelan.
Intervensi:
- Kaji keluhan mual, sakit menelan dan muntah yang dialami pasien
- Berikan makanan yang mudah ditelan seperti: bubur, tim dan hidangkan saat masih hangat
- Menjelaskan manfaat makanan /nutrisi bagi pasien terutama saat pasien sakit.
3. Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan mekanisme patologis (proses penyakit)
Intervensi:
- Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan memberi rentang nyeri (0-4)
- Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri seperti budaya, pendidikan, dll.
4. Potensial terjadi infeksi berhubungan dengan pemasangan infus.
Intervensi:
- Lakukan tekhnik aseptik saat melakukan tindakan pemasangan infus
- Mengobservasi daerah pemesangan infus setiap hari
- Amati kelancaran tetesan infus.
- Segera cabut infus jika tampak adanya pembengkakan atau plebetis.












DAFTAR PUSTAKA
Carpenito L.J, 1999. “Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif”.Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2 Jakarta; EGC.
Doengoes E. Maryllin, 1999. “Rencana Asuahan Keperawatan”. Edisi III. Jakarta; Buku Kedokteran. EGC
Harsono, 1996.” Kapita Selekta Neurologi”. Jilid 1. Edisi 2. Yokyakarta; Fakultas Kedokteran. UGM.
Mansjoer. Arif, dkk, 1982.” Kapita Selekta Kedokteran”. Jilid I. Edisi 3. Jakarta; FKUI
Tucker.S.M,dkk,1998.”Standar Keperawatan Pasien”. Proses Keperawatan, Diagnosa dan Evaluasi. Edisi V. Jakarta; Buku Kedokteran. EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar